RSS

A Writer’s grandfather leaves Lontar…

17 Mei

Activity of a grandfather on his daily writing palm leaves

in BALI

Bali memiliki peninggalan sastra yang kaya dan beragam. Balinese traditional literature covers a wide variety of genres, ranging from folk tales and mythical stories in prose to epic poetry in different styles, from histories to dictionaries, from specialist manual to astronomical text, from magic formulae to moral treatises, from divination to agricultural practices from religious doctrine and philosophy to medicine. sastra tradisional Bali meliputi berbagai genre, mulai dari cerita rakyat dan cerita-cerita mistis dalam prosa ke puisi epik dalam gaya yang berbeda, dari sejarah ke kamus, dari spesialis manual ke teks astronomi, dari rumus ajaib untuk risalah moral, dari ramalan dengan praktek-praktek pertanian dari doktrin agama dan filosofi untuk obat-obatan.

Sastra tradisional Bali yang ditulis dalam berbagai bahasa seperti Sansekerta, Jawa Kuno, Jawa Tengah, dan Sastra Bali. It is usually written on specially dried and treated palm leaves ( lontar ), the letters are carved with a sharp knife ( pangrupak ), and then rubbed with a charcoal dye to make them stand out against the leaves. Hal ini biasanya ditulis pada khususnya kering dan diperlakukan daun kelapa (lontar), surat-surat yang diukir dengan pisau tajam (pangrupak), dan kemudian digosok dengan pewarna arang untuk membuat mereka mencolok dengan daun. Until now Balinese tend to use palm leaves ( lontar ) rather than papers as a medium to preserve the traditional literature. Sampai saat ini Bali cenderung menggunakan daun kelapa (lontar) daripada kertas sebagai sarana untuk melestarikan sastra tradisional. The palm leaves ( lontar ) give a sense of sacredness and Balinese tend to value highly what is inscribed on a palm leaves rather than written on a piece of paper. sawit daun (lontar) memberikan rasa kesucian dan Bali cenderung nilai tinggi apa yang tertulis di telapak meninggalkan daripada ditulis di atas selembar kertas.

Banyak literatur tradisional Bali terutama yang menuliskan dalam daun kelapa (lontar) dianggap suci dan memiliki kekuatan magis yang dapat merugikan pemilik jika ditangani secara tidak benar atau sembarangan. A special ceremony is held for all lontar manuscripts on the anniversary ( odalan ) of the goddess of learning, Saraswatilontar held once in each Balinese year of 210 days, in which all manuscripts are taken out and blessed. Sebuah upacara khusus diadakan untuk semua naskah lontar pada ulang tahun (Odalan) dari dewi belajar, Saraswati dilaksanakan sekali dalam setiap tahun Bali 210 hari, di mana semua naskah lontar yang dibawa keluar dan diberkati.

More info

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 17, 2010 inci Uncategorized

 

Tinggalkan komentar